Diakui
atau tidak, cukup banyak diantara kita para petualang terutama saat awal-awal
mengenal dunia pendakian, pernah melakukan pendakian/penjelajahan seorang diri
atau yang sering disebut Solo Hiker. Saya
sendiri pernah beberapa kali melakukannya saat awal-awal mengenal dunia
petualangan. Ada kesan menantang, ekstrim, dan mengasikkan, meskipun ada
kalanya jenuh karena entah mau ngobrol dengan siapa terutama saat malam hari.
Seiring
pertumbuhan mental dan pemikiran saya dalam dunia petualangan, pada akhirnya
solo hiker memunculkan sebuah polemik. Yang menjadi permasalahan di sini bukan
soal “Boleh” atau “tidak boleh”, tetapi lebih pada “meletakkan konsep
keselamatan dan kenyaman sebagai landasan utama”, dan kodrat manusia sebagai
“makhluk sosial” yang membutuhkan manusia lain.