SUDUT PETA
Adalah sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis (garis yang menuju utara peta dan garis yang terbentuk oleh kompas ke arah sasarannya)
Cara untuk mengukur sudut peta pada gambar di atas adalah :
Dari titik A ke titik B, tariklah sebuah garis, dan dari titik A, tariklah sebuah garis lagi yang sejajar dengan arah utara peta.
Hitung sudut yang terbentuk oleh kedua garis tadi dengan menggunakan bususr derajat atau menggunakan PROTACTOR yang merupakan perlengkapan navigasi. Penggunaan Busur dan Protactor pada dasarnya sama saja. Letakkan angka 0 di paling atas
PERHITUNGAN SUDUT PETA
Untuk menghitung sudut peta, digunakan rumus :
SUDUT PETA = SUDUT KOMPAS + IKHTILAF (UP – UM) Tahun Sekarang
UP-UM tahun sekarang disebut juga SPM (sudut peta magnetis) yaitu perubahan pada sudut peta dan sudut kompas tiap tahunnya sehingga perlu disesuaikan perubahannya pada tahu saat peta tersebut dibuat dengan tahun sekarang
CONTOH 1 :
Diketahui :
Peta Tangkuban Perahu No. 39/XXXIX-A skala 1:50.000
Tahun pembuatan 1942
Variasi Magnetis (VM)Increase 2’ ke timur
Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚20’ ke timur
Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 20’ ke arah timur
Sudut kompas 170˚
JAWAB
UP – UM tahun 1942 = IM – IP
= 1˚20’ – 20’
= 1˚ (SPM tahun 1942 adalah 1˚)
VM Increase = 2’ x (2009 – 1942) (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 67
= 134’
= 2˚ 14’
SPM 2009 = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚ + 2˚14’
= 3˚14’ (setiap sudut kompas harus ditambah 3˚14’)
Maka Sudut Petanya adalah 170˚ + 3˚14’ = 173˚14’
CONTOH 2 :
Diketahui :
Peta Ciwidey skala 1:50.000
Tahun pembuatan 1962
Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚30’ ke timur
Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 40’ ke arah timur
Variasi Magnetis (VM) 2’ Increase
Sudut kompas 30˚
JAWAB
UP – UM tahun 1962 = IM – IP
= 1˚30’ – 40’
= 90’ – 40’
= 50’
VM Increase = 2’ x (2009 – 1962) = (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 47
= 94’
= 1˚ 34’
SPM 2009 = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚34’ + 2˚14’
= 3˚48’ (setiap sudut kompas harus ditambah 3˚48’)
Maka Sudut Petanya adalah 30˚ + 3˚48’ = 33˚48’
SUDUT KOMPAS
Adalah sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis garis (garis yang menuju utara magnetis dan garis yang terbentuk oleh kompas ke arah sasarannya). Untuk menghitung sudut kompas, digunakan rumus :
SUDUT KOMPAS = SUDUT PETA - IKHTILAF (UP – UM) Tahun Sekarang
CONTOH 1 :
Diketahui :
Peta Tangkuban Perahu No. 39/XXXIX-A skala 1:50.000
Tahun pembuatan 1942
Increase 2’ ke timur
Ikhtilaf Magnetis (IM) 1˚20’ ke timur
Grid Declination/ikhtilaf peta (IP) 20’ ke arah timur
Sudut Peta 173˚14’
JAWAB
UP – UM tahun 1942 = IM – IP
= 1˚20’ – 20’
= 1˚ (SPM tahun 1942 adalah 1˚)
Increase = 2’ x (2009 – 1942) (tahun sekarang dikuragi tahun pembuatan)
= 2’ x 67
= 134’
= 2˚ 14’
SPM 2009 = SPM tahun 1942 + Increase
= 1˚ + 2˚14’
= 3˚14’ (setiap sudut peta harus dikurangi 3˚14’)
Maka Sudut Kompasnya adalah 173˚14’ - 3˚14’ = 170˚
Karena Azimuth yang diperoleh < 180 Maka Back Azimuthnya adalah 170˚ + 180˚ = 350˚
PEMBERIAN NOMOR PETA (Proyeksi LCO Polyeder)
Meskipun peta yang paling mudah diperoleh copy nya adalah UTM namun pada praktek di lapangan, peta LCO dan Polyeder sering digunakan terutama pada operasi SAR yang melibatkan unsur udara atau laut.
LEMBAR PETA
Pada umumnya Lembar Peta di Indonesia mempunyai LUAS GAMBAR 37,1 cm X 37,1 cm Kecuali untuk daerah yang mendekati pantai, Terdapat Semenanjung yang menjorok.
Batas Wilayah Indonesia yang dipetakan adalah : 94˚40’BT s.d 141˚BT , 6˚LU s.d 11˚LS
Dari batas koordinat tersebut maka dapat kita ketahui bahwa luas wilayah Indonesia yang dipetakan adalah :
PANJANG WILAYAH DIPETAKAN : 141˚BT - 94˚40’BT = 46˚20’
LEBAR WILAYAH DIPETAKAN : 11˚LS - 6˚LU = 17˚
BATAS NEGARA YANG DIPETAKAN
Batas Barat Indonesia : 94˚40’BT
Batas Timur Indonesia : 141˚BT
Batas Utara Indonesia : 6˚LU
Batas Selatan Indonesia : 11˚LS
Sedangkan Titik 0˚ Indonesia (meridian Indonesia) terletak di Jakarta pada koordinat 106˚48’27,79”BT di mana Koordinat ini disebut dengan LBD Jakarta
JBD (Jalur Bagian Derajat)
adalah pembagian suatu wilayah yang mempunyai lebar 20’ dan panjang 360˚ (1˚= 60’)
LBD (Lembar Bagin Derajat)
potongan-potongan atau pembagian dari JBD yang mempunyai luas 20’ X 20’
Peta dengan skala 1 : 100.000 Luasnya adalah 20’x20’
Peta dengan skala 1 : 50.000 Luasnya adalah 10’x10’
Peta dengan skala 1 : 25.000 Luasnya adalah 5’x 5’
Maka
1 LBD = 20’ X 20’ = Peta 1 : 50.000 = Nomor Peta
Jadi :
1˚ = 60’
1 LBD = 20’
1˚ = 60’ : 20’
1˚ = 3 LBD
Untuk Peta Skala 1 : 50.000 (10’ x 10’) dimana 1 LBD adalah 20’x20’ Dijadikan 4 Lembar Peta yaitu A,B,C,D (huruf Kapital)
Untuk Peta Skala 1 : 25.000 (5’ x 5’) dimana 1 LBD adalah 20’x20’ Dijadikan 16 Lembar Peta yaitu a,b,c,d sampai q (degan huruf kecil)
MENCARI LEMBAR PETA
Dari ketentuan tersebut di atas, maka kita dapat mencari lembar petra yang diperlukan hanya bersumberkan pada koordinatnya saja,
contoh
Sebuah pesawat Jatuh pada koordinat 4˚55’LU, 101˚ 45’ BT. Berapakah nomor peta yang aharus kita gunakan untuk menemukan titik tersebut?
Nomor LBD Lintang :
= 6˚LU - 4˚55’LU
= 360’ – 295’
= 65’
= 1˚ 5’
Maka :
65’ (1˚ 5’) X 3 (dapat juga dibagi 20’) = 3 kelebihan 5’
berada pada Lembar 4 karena ada kelebihan 5’ (dinyatakan dengan angka romawi)
Nomor LBD Bujur :
= 101˚ 45’ BT - 94˚40’BT
= 6105’ – 5680’
= 425
= 7˚ 5’
Maka :
425 (7˚ 5’) x 3 (dapat juga dibagi 20’) = 21 kelebihan 5’
Berarti berada pada Lembar 22 karena ada kelebihan 5’
Jadi Nomor Peta Yang digunakan adalah : 22 / IV – D
KOORDINAT TOPOGRAFI (GRID) menjadi KOORDINAT GEOGRAFIS ( GRATICULE)
Dalam Operasi SAR, untuk memudahkan pembacaan dan penyamaan persepsi maka digunakan Peta yang sama dalam artian WILAYAH YANG DIPETAKAN dan No Lembar Peta sama.
Namun penyebutan koordinat terlebih jika melibatkan unit udara, atau tim darat yang menggunakan GPS, maka akan ada perbedaan dalam penyebutan koordinat. Untuk menjembataninya, kita perlu mengetahui cara merunah koordinat Grid/Peta/Topografi menjadi koordinat Geografi.
LANGKAH-LANGKAH :
- Tentukan koordinat peta dengan cara resection
- ukur dari garis batas paling kiri sampai ke titik hasil resection tersebut (dalam cm)
- Ukur jarak dari Batas paling atas atau paling bawah (tergantung letak peta di LU atau di LS) ke titik titik hasil resection tersebut (dalam cm)
- hasil perhitungan dipindahkan ke derajat, menit dan detik
CONTOH
UNTUK PETA :
Diketahui :
Peta Gn Tangkuban Parahu
Lembar = 39/XXXIX-A
Skala = 1 : 50.000 = 37,1 cm = 10’
Koordinat peta = 7960, 3465
Dari kiri peta ke koordinat = 17,6 cm
Dari Batas Atas ke koordinat = 23,7 cm
Koordiant Geografis :
Jawab :
Lihat Batas Paling Kiri misalnya 107˚ 20’
Lihat Batas Paling Atas misalnya 6˚ 40’
Mendatar = (Jarak dari kiri ke koordinat : Luas Peta dalam cm) X Luas dalam menit
= (17,6 : 37,1 ) X 10’
= 4’ 45”
Koord Bujur = Batas Paling Kiri + Mendatar
= 107˚20’ + 4’ 45”
= 107˚24’45” BT
Vertikal = (Jarak dari Atas ke koordinat : Luas Peta dalam cm) X Luas dalam menit
= (23,7 : 37,1 ) X 10’
= 6’ 23”
Koord Bujur = Batas Paling Atas + Vertikal
= 6˚40’ + 6’ 23”
= 6˚46’23” LS
JADI KOORDINAT GEORAFISNYA ADALAH 107˚24’45” BT , 6˚46’23” LU
Kang boleh minta diktatnya ngak?
BalasHapusJamuan Pedagang Kaki Lima Ala Bangkok Lihat Beritanya Disini!!!
BalasHapusMau nanya Gan, contoh mencari lembar peta, hasilnya kan 22/IV - D, nah D nya itu dapetnya dari mana ya Gan ? 22 itu kan dr Bujur nya, IV itu dari Lintang nya, kalau D nya dari mana ya Gan ?
BalasHapus