Bivouac berasal dari bahasa Prancis yang kemudian di serap ke dalam bahaa Indonesia menjadi BIVAK yang dapat diartikan sebagai TEMPAT UNTUK MEMBERI BERLINDUNG DALAM KEADAAN DARURAT dengan tujuan untuk melindungi diri dari Faktor Alam dan Lingkungan. Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuatnya, Bivak terbagi dalam 2 (dua ) jenis yang yaitu :
BIVAK ALAM
Bivak alam dibuat dengan bahan yang murni dari alam dimana seorang survivor memanfaatkan segala sumber daya yang ada di sekitarnya dengan misalnya : daun-daunan, batang dan ranting pohon, dll Sementara bentuk lain yang masuk dalam kategori bivak alam adalah Gua.
Untuk membangun bivak alam, seorang survivor harus memperhatikan hal penting di bawah ini :
- Periksa dengan seksama jenis tumbuhan yang akan dijadikan sebagai bahan pembuatnya (mulai dari batang, ranting dan daun) mengingat ada banyak tumbuhan yang getahnya mengandung racun dan daunnya dapat menimbulkan gatal-gatal di kulit (contoh daun pulus)
- Untuk tiang utama, gunakan kayu yang keras dan kuat dengan diameter yang disesuaikan dengan besar bivak
Bivak buatan adalah bivak yang dibangun dengan menggunakan peralatan yang kita bawa seperti tenda, Fly sheet, Ponco, dll.
BIVAK CAMPURANMerupakan perpaduan bahan yang kita bawa (bivak buatan) dengan Bivak alam. Berdasarkan bentuknya, bivak dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : Satu Sisi Terbuka, Dua Sisi Terbuka dan Tiga sisi Terbuka
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat Bivak :
- Perhatikan setiap sambungan, jangan sampai ada celah yang dapat mengakibatkan bivak bocor saat hujan
- Pilih tempat yang datar dan tidak tergenang air saat hujan
- Lokasi Bivak bukan merupakan jalur air (sungai kering)
- Lokasi Bivak bukan merupakan jalur lintasan binatang
- Periksa sekitar lokasi, jangan sampai ada sarang binatang (semut, rayap, tikus, ular dll)
- Dirikan Bivak pada jarak yang aman dengan sumber air (jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh)
- Jangan mendirikan bivak di bawah pohon lapuk
- Hindari reruntuhan pohon kering lapuk (biasanya menjadi sarang ular dan semut)
Syarat Membuat Bivak
- Luas bivak disesuaikan dengan kebutuhan (tdak terlalu besar dan jangan terlalu kecil) sehingga semua barang bawaan kita dapat masuk ke dalamnya
- Tinggi bivak sama dengan tinggi kita saat sedang berlutut
- Tiang ikatan dan simpul-simpul dari bahan yang kuat (untuk bivak alam dapat menggunakan serat batang pohon pisang atau bambu yang ditipiskan)
- Gunakan daun dengan penampang yang lebar untuk Bagian atap
- Gunakan daun-daunan untuk alas bivak.
- Bivak harus kokoh dan kuat
- Buat parit di sekitar bivak
AIR
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh dr. E.F Adolf seseorang dapat bertahan hidup Tanpa Makanan sampai dengan 14 Hari, sedangkan tanpa minum Paling Lama 8 hari.
Dalam keadaan survival di hutan, pada dasarnya terdapat banyak cara untuk mendapatkan air, yaitu :
- Menampung Air hujan
- Genangan air di daerah gambut (harus disaring terlebuh dahulu)
- Membuat lubang dengan menggali tanah di sekitar rumpun pohon pisang
- Membuat lubang di tanah sedalam lutut kaki di daerah lembah
- Ruas pada pohon bamboo biasanya menampung air
- Memeras lumut pada pagi hari
- Genangan air di bekas tapak kaki binatang
- Memukul pohon kaktus di daerah gurun hingga lembek, lalu potonglah batangnya. Pada bagian bekas kita pukul-pukul tersebut, akan berisi air.
- Didaerah panas (pantai, gurun) dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan uap dari matahari dengan menggunakan plastik bening
INDIKATOR HEWAN
- Burung yang pada pagi hari (+ sampai dengan pukul 10 pagi) terbang rendah dan sebentar-sebentar hinggap, biasanya menuju ke sumber air
- Jejak Babi hutan dan rusa pada pagi hari selalu menuju kea rah sumber-sumber air
- Sarang babi hutan selalu dekat dengan sumber air
INGAT :
Jangan ikuti arah terbang dari burung pemangsa (burung pemnagsa mendapatkan air dari tubuh hewan yang dimangsanya)
INDIKATOR TUMBUHAN
- Rumpun pohon pisang di tengah hutan, menandakan tanah di daerah tersebut banyak mengandung air
- Air di dalam Kantong semar dan Akar Rotan dapat langsung diminum
- Tanaman bunga terompet (putih) biasanya tumbuh di sekitar sumber-sumber air serta tanah yang mengandung banyak sumber air
- Daerah yang banyak ditumbuhi rumput, menandakan daerah tersebut lembab sehingga tanah di daerah tersebut banyak mengandung air.
KRITERIA AIR UNTUK DIMINUM
- Tidak berbau, Tidak berasa dan Tidak Berwarna
- Tidak member rangsangan baik di lidah maupun di kulit
- Jika memungkinkan, masak dulu air hingga mendidih, dan saat diminum, jangan langsung ditelan. Biarkan dulu di mulut sampai + 3 menit lamanya. Jika tidak ada reaksi pada lidah, aka air tersebut aman untuk diminum
API
Api juga merupakan hal vital karena kegunaannya seperti : Menghangatkan tubuh, Memasak, Perlindungan dari hewan pengganggu pada malam hari, Penerangan pada malam hari
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan api adalasebagai berikut :
- Buatlah api sesuai dengan kebutuhan (tidak terlalu besar (terutama di daerah yang kering) dan tidak terlalu kecil)
- Jagalah sekitar api dengan menahannya dengan tumpukan batu, agar bara api tetap fokus dan tidak tercecer
- Lindungi dari terpaan angin agar lidah api tidak membakar tempat lainnya
- Gunakan kayu kering untuk awal pembuatannya
- Jika tidak ada kayu kering, kuliti bagian kayu yang basah dengan pisau dan potong kecil-kecil agar mudah terbakar
- Jagalah agar bara api tetap menyala
- Matikan api dan kubur dengan tanah jika kita akan meninggalkan lokasi
MEMBUAT API
- Potong kayu kering (ranting) menjadi serpihan kecil-kecil sebagai permulaan
- Susun serpihan tersebut dan bakar sedikit demi sedikit
- Setelah api menyala dan sudah menghasilkan bara, susunlah kayu yang lebih besar di atasnya
- Penyusunan kayu dapat menggunakan bentuk kerucut atau pyramid
- Susunan kayu jangan terlalu padat sehingga dapat memberikan ruang untuk oksigen
- Biarkan kayu besar terbakar dahulu. Setelah menghasilkan bara, barulah ditambah lagi
JANGAN TERGESA-GESA UNTUK MENUMPUK KAYU DI ATASNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar