Pages

Senin, 30 September 2013

PANJAT TEBING DI INDONESIA

PERJALANAN PAJAT TEBING DI INDONESIA

Panjat Tebing secara difinisi adalah menaiki atau memanjat tebing yang memanfaatkan celah atau tonjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan dalam suatu upaya pemanjatan untuk menambah ketinggian. Para pemburu kambing gunung di Austria-lah yang diyakini sebagai pelopor aktivitas ini, yang kemudian berkembang menjadi satu aktivitas petualangan hingga akhirnya memunculkan berbagai teknik, peralatan, perlengkapan serta bandan/lembaga baik formal maupun informal yang secara khusus menangani hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ini.

Di Indonesia sendiri, Panjat tebing pada awalnya dilakukan oleh militer dalam hal ini Resimen Para Komando Angktan Darat (RPKAD) yang saat ini bernama Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) yang melakukan latihan di kawasan Gn. Manik atau yang lebih dikenal dengan nama Tebing 48 di Citatah, Padalarang – Jawa Barat.

Pada tahun 1979, Hari Sulistiarto dan Agus melakukan pemanjatan di Planetarium Taman Ismail Maruki. Moment inilah yang menjadi awal kelahiran panjat tebing di Indonesia. Sejak masa ini, dunia panjat tebing Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dengan mencatat ptrestasi berupa ekspedisi-ekspedisi besar baik di dalam maupun di luar negeri oleh putra bangsa ini, yang kemudian mulai dibentuklah badan resmi yang menangani aktivitas ini, yang sekarang kita kenal dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia.

Sabtu, 21 September 2013

MENGGAPAI PUNCAK TERTINGGI DI UJUNG TIMUR INDONESIA (Bag-1)

PROFIL PUNCAK CARSTENZS PYRAMID

Carstensz Pyramid merupakan gunung tertinggi yang beratap salju yang terletak di Pulau Papua (dahulu Irian Jaya) Indonesia. Gunung ini merpupakan satu dari Tujuh Puncak Dunia (The Seven Summit) yang merupakan Gunung tertinggi di wilayah Oceania. Carstensz Pyramid dengan ketinggian 4884 m dpl, merupakan target yang diimpikan oleh banyak pendaki.

Carstensz Pyramid

Pada tahun 1623 Navigator dari Belanda John Carstensz menjadi orang pertama yang membawa kabar ke daratan Eropa tentang adanya puncak es di negara tropis di garis Geografis equator Barat Papua Nugini. Hasil laporannya ditanggapi dengan gelak tawa oleh publik pada saat itu. Baru pada tahun 1899, selang 3 abad lamanya ekspedisi Belanda yang sedang membuat peta di situ membenarkan apa yang di sampaikan John Carstensz. Maka namanya di abadikan di situ.

Infolinks In Text Ads